Serangan ransomware makin mengancam seiring berkembangnya teknologi dan berjalannya waktu. Lebih dari 72 persen organisasi di seluruh dunia mengalami setidaknya satu serangan ransomware pada tahun 2023.
Pada tahun 2024 ini, setidaknya ada tujuh varian ransomware yang merajalela yaitu Crypto, Leakware (doxware), Wiper, RaaS, DDoS, Scareware, dan Locker. Lantas, apa itu ransomware?
Ransomware adalah jenis malware yang dapat mengunci atau mengenkripsi data pada sistem komputer sehingga pengguna tidak dapat mengakses file-file penting. Mereka baru bisa membuka datanya lagi hingga tebusan dibayarkan kepada penyerang.
Biasanya, serangan ini dimulai melalui aksi phishing atau eksploitasi kerentanan perangkat lunak. Setelah ransomware menginfeksi sistem, biasanya akan muncul pesan yang meminta pembayaran dalam bentuk mata uang digital, seperti Bitcoin, dengan ancaman bahwa data akan dihapus atau tidak dapat dipulihkan jika tebusan tidak dibayar dalam waktu tertentu.
Dengan serangan ransomware yang kian mengancam, perusahaan tentu harus waspada. Banyak kerugian yang dapat diakibatkan oleh serangan siber pemerasan ini.
Kerugian Finansial
Alasan pertama perusahaan harus waspada terhadap serangan ransomware adalah potensi kerugian finansial. Seperti diketahui, kejahatan ini menitikberatkan pada permintaan tebusan yang jumlahnya biasanya tidak sedikit. Bahkan selain memikirkan uang tebusan, perusahaan juga harus memutar otak untuk biaya perbaikan atau penguatan keamanan digital mereka.
Kerusakan Reputasi
Tidak hanya kerugian finansial, serangan ransomware dapat secara signifikan merusak reputasi perusahaan. Bagaimana tidak? Pelanggan mungkin kehilangan kepercayaan jika data mereka terkena dampak dari serangan tersebut.
Denda dan Sanksi Hukum
Ketika informasi sensitif terancam atau hilang akibat serangan ini, perusahaan tidak hanya menghadapi kerugian finansial secara langsung dan potensi kehilangan pelanggan, tetapi juga kemungkinan denda dan sanksi hukum.
Bahkan, denda dan sanksi hukum ini dapat menambah beban keuangan mereka padahal sebelumnya sudah merugi.
Kehilangan Data Penting yang Dampaknya Bermacam-macam
Data yang dienkripsi oleh ransomware tidak dapat diakses, digunakan, atau dimodifikasi, sehingga dapat menghambat operasional bisnis secara signifikan. Ketika informasi penting seperti dokumen, laporan keuangan, dan data operasional terhalang, perusahaan akan menghadapi kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Akibatnya, keputusan yang diambil bisa tertunda, kolaborasi antartim terganggu, dan layanan kepada pelanggan terhambat.
Menurunnya Produktivitas Karyawan
Serangan ransomware dapat melumpuhkan operasional bisnis dengan menghalangi akses karyawan terhadap data dan sistem yang mereka perlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari. Nah, ketika karyawan tidak dapat mengakses informasi penting, produktivitas mereka akan menurun secara signifikan, yang pada akhirnya berdampak negatif pada keuntungan perusahaan.
Potensi Serangan Lain
Alasan selanjutnya perusahaan harus waspada dengan ransomware adalah potensi terjadinya serangan lain, bahkan mungkin, yang jauh lebih parah, merusak, berbahaya, dan merugikan. Setelah berhasil menginfeksi sistem, penyerang dapat memanfaatkan akses yang diperoleh untuk mencuri data sensitif atau melancarkan serangan yang lebih berbahaya, seperti pencurian identitas atau pengambilalihan sistem.
Hal ini meningkatkan kompleksitas dan dampak dari serangan siber, karena bisnis tidak hanya harus menangani konsekuensi dari ransomware itu sendiri, tetapi juga potensi kerugian lebih lanjut akibat serangan susulan.
Berdasarkan alasan-alasan di atas, tentu sebuah hal penting bagi perusahaan untuk mengimplementasikan langkah-langkah keamanan yang menyeluruh untuk mencegah serangan ransomware agar tidak mengalami berbagai macam kerugian baik secara materi maupun emosional.
Tingkatkan sistem keamanan siber Anda bersama Hypernet sekarang agar tidak menjadi korban serangan-serangan yang tidak diinginkan, termasuk ransomware.