Bagaimana Teknologi Memengaruhi Keamanan Data Perbankan Anda?
Artikel

Bagaimana Teknologi Memengaruhi Keamanan Data Perbankan Anda?

Teknologi cloud semakin masif diadopsi oleh seluruh sektor kehidupan. Tidak terkecuali, sektor perbankan. Bank digital bermunculan. Bahkan, bank tradisional pun kini memercayakan data-datanya untuk disimpan di cloud. Sehingga menarik untuk disimak bagaimana teknologi perbankan berevolusi untuk memproteksi data nasabah.

Akhir era bank tradisional

Realita menunjukkan bahwa digitalisasi semakin meningkat. Pandemi COVID-19 menuntut orang untuk menjalankan gaya hidup New Normal, yaitu gaya hidup yang seminimal mungkin melakukan kontak dengan dunia luar. Kemudian, ketika Pandemi Corona dinyatakan berakhir pada 2023, warisan Pandemi berupa adopsi teknologi cloud yang semakin mutakhir tetap digunakan karena memiliki banyak keunggulan – di antaranya, bisa diakses dari mana saja.

Data menjadi aset terbesar. Dan, sebagai akibat dari ekspansi penggunaan Internet of Things, data menjadi semakin mudah terancam serangan siber yang dapat menimbulkan kerugian besar jika tidak segera ditangani.

Serangan siber pada bank

Menurut Banking Priorities Survey terakhir, serangan siber dianggap sebagai salah satu dari ancaman terbesar perbankan pada tahun 2022. Hasil survey menyatakan bahwa 24% pakar keuangan menyebutkan pencurian data sebagai prioritas mereka, diikuti oleh 21% perangkat yang disusupi, 17% penipuan identitas sintetis, 10% keamanan end-point, dan 7% Denial of Service.

Beberapa ancaman paling serius terhadap keamanan bank dalam beberapa tahun terakhir termasuk serangan ransomware, pertumbuhan contactless payments, serangan malware seluler, dan bahkan pelanggaran data aplikasi perbankan dan keuangan utama.

Risiko terbesar terkait dengan perbankan online

Aplikasi seluler (mobile apps)

Sekarang ini, lebih banyak orang mengakses rekening bank mereka di aplikasi seluler. Banyak dari nasabah cenderung memiliki keamanan minimal atau tidak sama sekali. Dan ini membuat potensi serangan jauh lebih besar. Oleh karena itu, solusi software perbankan diperlukan di endpoint untuk mencegah aktivitas berbahaya.

Pelanggaran data (breaches) di organisasi pihak ketiga

Karena bank telah meningkatkan keamanan dunia maya mereka, peretas telah beralih ke sistem perbankan bersama dan jaringan pihak ketiga untuk mendapatkan akses. Jika ini tidak terlindungi seperti bank, penyerang dapat melewatinya dengan mudah.

Peningkatan risiko peretasan cryptocurrency

Selain dana standar, peretasan telah meningkat di dunia mata uang kripto yang sedang berkembang. Karena sektor ini tidak yakin bagaimana menerapkan software keamanan siber untuk perbankan di pasar yang terus berubah ini, kemampuan penyerang untuk mengambil mata uang ini dalam jumlah besar menjadi lebih besar. Apalagi, saat nilainya melonjak dengan cepat.

Cara melindungi perbankan dari serangan siber dengan secured software

Audit keamanan

Audit menyeluruh sangat penting sebelum cyber security software baru diimplementasikan. Tinjauan audit mengungkapkan kekuatan dan kelemahan dari setup yang ada. Selain itu, audit keamanan memberikan rekomendasi yang dapat membantu menghemat uang sekaligus memungkinkan investasi yang tepat.

Firewall

Konfigurasi perbankan keamanan siber tidak hanya mencakup aplikasi. Itu juga membutuhkan hardware yang tepat untuk memblokir serangan. Dengan firewall yang diperbarui, bank dapat memblokir aktivitas berbahaya sebelum mencapai bagian lain dari jaringan.

Aplikasi anti-virus dan anti-malware 

Meskipun pemutakhiran firewall meningkatkan perlindungan, itu tidak akan menghentikan serangan kecuali aplikasi anti-virus dan anti-malware diperbarui. Software yang lebih lama mungkin tidak berisi aturan terbaru dan virus signature. Pada gilirannya, itu dapat melewatkan serangan yang berpotensi merusak sistem Anda.

Multi-factor authentication  (MFA)

Perlindungan ini sangat penting untuk melindungi pelanggan yang menggunakan aplikasi seluler atau online untuk melakukan transaksi perbankan mereka. Banyak pengguna tidak pernah mengubah password mereka. Atau, jika mereka mengubahnya, hanya melakukan perubahan kecil. Menerapkan MFA menghentikan penyerang mencapai jaringan karena meminta tingkat perlindungan lain. Misalnya, kode enam digit yang dikirim ke ponsel pelanggan.

Biometrics

Biometrics adalah versi lain dari MFA yang bahkan lebih aman daripada kode teks. Bentuk otentikasi ini bergantung pada pemindaian retina, sidik jari, atau pengenalan wajah untuk mengonfirmasi identitas pengguna. Meskipun peretas telah mengakses jenis otentikasi ini di masa lalu, ini lebih sulit dilakukan.

Logout otomatis

Banyak situs web dan aplikasi memungkinkan pengguna untuk tetap masuk jika mereka mengizinkannya. Dengan demikian, mereka dapat mengakses informasi mereka kapan saja tanpa memasukkan kredensial login mereka. Namun, ini juga memungkinkan penyerang mendapatkan catatan Anda dengan mudah. Logout otomatis meminimalkan ini dengan menutup akses pengguna setelah beberapa menit tidak aktif.

Memberikan edukasi

Semua tindakan di atas dapat meningkatkan keamanan siber di sektor perbankan. Namun demikian, semuanya tidak dapat membantu jika nasabah terus mengakses informasi mereka dari lokasi yang tidak terlindung atau melindungi kredensial login mereka secara tidak benar. Ketika bank memberi tahu nasabah mereka tentang konsekuensi yang terkait dengan kerentanan ini, hal itu dapat menggerakkan mereka untuk mengubah kebiasaan karena takut kehilangan investasi mereka.

Singkatnya, teknologi memengaruhi bagaimana data nasabah disimpan dan diakses. Data yang diakses secara online atau berada di cloud sangat rentan terkena serangan siber. Pihak perbankan perlu menambah keamanan untuk data dan aplikasi mereka. Sementara itu, nasabah juga perlu menerapkan kebiasaan mengakses data dari perangkat dan jaringan yang benar-benar aman.

Tingkatkan keamanan data perbankan bersama Hypernet. Informasi selengkapnya dapat menghubungi CS di nomor tertera.

icon