Melansir dari situs getapp.com, 86% bisnis berskala kecil tidak memiliki perlindungan yang efektif untuk mengamankan risiko cyber crime. Sebagian besar bisnis kecil hanya mengandalkan antivirus dan berdasarkan data Symantec, 35% user memiliki setidaknya satu device yang tidak memiliki perlindungan antivirus. Jumlah tersebut akan meningkat seiring dengan penambahan perangkat yang terhubung dengan jaringan.
Antivirus VS Endpoint
Dalam menghadapi tingginya tingkat serangan cyber yang bisa menyerang segala jenis dan skala bisnis, disarankan untuk menggunakan perlindungan endpoint atau endpoint protection. Namun, masih banyak yang belum benar-benar paham mengenai endpoint protection ini. Terlebih dengan adanya penyebutan antivirus endpoint oleh beberapa pihak sehingga membuat istilah ini semakin membingungkan.
Sebenarnya, kedua produk tersebut sangat berbeda dan yang sering disebut dengan antivirus endpoint tersebut adalah antivirus software. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah penjelasannya mengenai perbedaan antara keduanya:
- Area kerja
Antivirus bekerja pada masing-masing perangkat atau secara individual. Artinya, setiap kali ada penambahan perangkat yang terhubung dalam jaringan karena perkembangan bisnis, Anda harus membeli antivirus kembali untuk perangkat tersebut.
Endpoint protection bekerja untuk melindungi jaringan secara keseluruhan dan dikelola secara terpusat. Semua perangkat yang menjadi endpoint dalam jaringan Infrastruktur IT akan dilindungi oleh perangkat lunak ini. Baik itu laptop, personal komputer (PC), smartphone, dan sebagainya.
- Perlindungan
Antivirus berfungsi untuk mendeteksi adanya malware (virus, ransomware, trojan, worms). Antivirus bekerja secara diam-diam di balik program yang Anda jalankan. Misalnya Anda sedang memproses download dari sebuah situs maka antivirus akan secara otomatis melakukan scan pada file baru tersebut. Jika dideteksi adanya hal mencurigakan, maka file tersebut akan secara otomatis diamankan.
Endpoint protection memiliki perlindungan yang jauh lebih lengkap dan rumit dibandingkan dengan antivirus. Sebab, di dalamnya terdapat perlindungan antivirus, firewall, anti malware, pendeteksi gangguan, data loss prevention, port and device control, dan NGFW.
- Koneksi perangkat
Antivirus tidak membatasi Anda untuk mengoneksikan perangkat apapun ke dalam jaringan. Anda juga tidak dibatasi dalam menghubungkan external memory seperti USB, harddisk external, smartphone, dan sebagainya. Namun, hal inilah yang sebenarnya sangat berisiko menjadi jalan masuk cyber crime ke dalam jaringan Anda.
Endpoint protection tidak akan mengizinkan adanya koneksi tambahan dalam bentuk apapun kecuali telah diberikan izin oleh administrator endpoint protection. Bahkan meskipun hanya flashdisk sekalipun. Itulah sebabnya, endpoint protection mampu lebih efektif mengamankan infrastruktur IT lebih efektif dibandingkan antivirus.
Mana yang Tepat Untuk Bisnis Anda?
Jika melihat perbandingan keduanya, endpoint protection jauh lebih unggul untuk memaksimalkan perlindungan pada infrastruktur IT perusahaan Anda. Sebab, tidak peduli seberapa besar perkembangan bisnis Anda yang berakibat pada berkembangnya juga infrastruktur IT Anda, endpoint protection tetap mampu memberi perlindungan. Terlebih lagi adanya fitur machine learning dan artificial intelligence yang memungkinkan endpoint protection melakukan pengawasan file behaviour dan mendeteksi adanya ancaman baru.
End Point Protection dari Hypernet Melindungi Bisnis Anda
Namun, mengelola endpoint protection cukup rumit terutama ketika bisnis Anda sudah berskala sedang hingga besar. Pengelolaan yang dilakukan secara kurang profesional atau terjadinya human error bisa menyebabkan masalah besar pada perusahaan Anda. Untuk membantu Anda memastikan endpoint protection selalu terkelola secara maksimal, Anda bisa menggunakan jasa Managed Service Provider (MSP).
Hypernet merupakan salah satu MSP di Indonesia yang siap menyediakan layanan keamanan terbaik sesuai dengan kebutuhan Anda. Segera hubungi kami untuk berdiskusi mengenai produk kami lebih lanjut.
